Kamis, 06 Agustus 2015

MEMBIASAKAN WUDHU





      Wudhu berasal dari kata ‘Wudhu-un’ yang artinya bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah syariat Islam adalah membersihkan anggota wudhu dengan air suci dan mensucikan berdasarkan syarat dan rukun tertentu untuk menghilangkan hadats kecil.

      Sebenarnya tidak terlalu sulit bagi kita untuk selalu menjaga dan membiasakan wudhu kita, seandainya kita benar-benar komitmen dengan hal tersebut. Langkah pertama adalah kalau kita selesai mandi maka kita harus berwudhu, baik setelah mandi itu kita mau melaksanakan shalat atau tidak, hal itu dilakukan terus menerus. Dengan kata lain bahwa mandi tidak terlepas dari wudhu. Langkah kedua adalah peningkatan dari langkah pertama, bila kita buang hajat ke kamar mandi, baik buang air besar maupun  buang air kecil maka kita akhiri dengan berwudhu. Dengan kata lain tidak keluar dari kamar mandi sebelum kita berwudhu (kalau tempat wudhunya di dalam kamar mandi). Demikian juga kalau kita buang angin, maka cepat-cepat berwudhu. Hal demikian juga kita lakukan pada saat mau tidur. Dalam Haditsnya rasulullah saw. bersabda “Tidur orang yang suci (dari hadats) seperti orang puasa yang shalat.” (Kitab lubabul hadits/Jalaluddin As-Suyuti)

      Wudhu adalah merupakan syarat untuk mendirikan shalat. Secara syar’i, wudhu ditujukan untuk menghilangkan hadats kecil agar kita syah menjalankan ibadah, khususnya shalat “Hai orang-orang yang beriman, apabila hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (Q.S. Maa-idah : 6). Didalam sebuah hadits diterangkan : “Allah tidak mene-rima shalat salah seorang diantara kamu jika ia berhadats, sampai ia berwudhu terlebih dahulu.“ (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi).

      Meski demikian, kita dianjur-kan untuk  berwudhu  tidak  hanya ketika kita hendak mendirikan shalat, namun juga ketika hendak melakukan ibadah atau amalan yang baik, misalnya ketika kita hendak membaca Al-Qur,an mengikuti pelajaran, pengajian ‘Dikisahkan dari Syaikhul Imam Syamsul A’immah Al-Khulwani meriwayatkan’ : “Sesungguhnya aku dapat memperoleh ilmu hanya dengan mengagungkan ilmu, dan sekali-kali saya tidak memegang bendel kitab melainkan dalam keadaan bersuci.” (Kitab Ta’lim Muta’allim/Syekh Al-Zarnuji). Atau ketika kita hendak memasuki masjid atau musalla, hendak tidur, bahkan ketika kita hendak makan pun dianjurkan untuk mengambil air wudhu. “Keberkahan makanan adalah dengan wudhu sebelum dan sesudahnya.” (H.R. Abu Dawud).
    Secara kesehatan wudhu sangat bermanfaat. Kalau diperhatikan, anggota badan yang dibasuh ketika berwudhu adalah anggota-anggota badan yang sering terbuka. Anggota badan kita yang terbuka sangat rentan didatangi kuman.


      Ketika berwudhu, kita juga dianjurkan berkumur, bersiwak (gosok gigi), membersihkan hidung dan membersihkan sela-sela jari tangan dan kaki. “Alangkah baiknya orang-orang yang mau menyela-nyela. Mereka bertanya : Siapa mereka wahai rasulullah ? Beliau menjawab : Mereka adalah yang mau menyela-nyela dalam wudhu dari makanan, dalam wudhu adalah dengan berkumur, menghisap air hidung dan menyela-nyela jari-jemari mereka saat berwudhu, sedangkan menyela-nyela gigi membersihkannya dari bekas makanan. Sesungguhnya yang paling menjengkelkan  kedua malaikat (pencatat) adalah ketika mereka melihat bekas makanan di sela-sela gigi mereka, sedangkan mereka mendirikan shalat.” (H.R Ahmad).


      Kita tahu, mulut dan hidung kita sarang bakteri berbahaya. Bila kita tidak rajin membersihkannya bisa menimbul-kan  berbagai macam penyakit. Bakteri-bakteri tersebut semakin subur oleh bekas-bekas makanan di sela-sela gigi yang tidak kita bersihkan. Penelitian pernah membuktikan bahwa 90% dari mereka yang menderita kerusakan gigi, adalah karena keteledoran dalam membersihkan mulut. Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri yang ada di mulut kita , tidak hanya mengancam gigi dan gusi, tetapi jiga mengancam system pencernaan kita, ini karena air liur yang kita telan berasal dari mulut.


      Ada beberapa penyakit yang disebabkan kurang diperhatikan-nya kesehatan gigi dan mulut serta efeknya adalah timbul penyakit pada organ lain, misalnya sinusitis causa, kerusa-kan gigi (geraham atas).


      Disamping untuk menjaga kesehatan, wudhu juga dapat menghapus beberapa dosa. “Jika seorang hamba berwudhu kemudian berkumur-kumur, keluarlah dosa-dosa dari mulutnya, jika membersihkan hidung dosa-dosa akan keluar pula dari hidingnya, begitu juga ketika ia membasuh muka, dosa-dosa akan keluar dari mukanya, sampai dari bawah pinggir kelopak matanya. Jika ia membasuh tangan, dosa-dosa akan ikut keluar sampai dari bawah kukunya, demikian pula halnya jika ia menyapu kepala, dosa-dosanya akan keluar dari kepala, bahkan dari kedua telinganya. Jika ia membasuh dua kakinya, keluarlah pula dosa-dosanya tersebut dari dalamnya, sampai bawah kuku jari-jari kakinya. Kemudian perjalannya ke masjid dan shalatnya menjadi pahala baginya.” (H.R. Malik, Nasa’i, Ibnu Majah dan hakim).


      Kita dianjurkan untuk menyem-purnakan wudhu, diantaranya adalah dengan membaca do’a setelah wudhu : “Barang siapa sesudah berwudhu membaca ‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahuu laa syariika lah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluh. (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya). Maka dibukakan baginya pintu surga yang delapan buah itu, sehingga ia boleh memilih dari pintu mana yang hendak ia masuki.” (H.R. Muslim). Riwayat At-Turmudzi menambahkan : “Allahummaj’alnii minat tawwaa-biina waj’alnii minal mutathah hiriin. (Ya Allah, jadikanlah aku tergolong orang-orang yang tobat (kepada-Mu), dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri-Mu).”


Nabi   saw. bersabda :

Wudhu dalam keadaan

Punya  wudhu   adalah

Nur      di    atas    nur.

(Kitab  lubabul  hadits/

 Jalaluddin   As-Suyuti)


      Diantaranya juga untuk menyempurnakan wudhu adalah, shalat setelah wudhu. “Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku perbuatan yang paling kamu harapkan yang telah kamu lakukan dalam Islam, sesungguh-nya aku mendengar suara kedua sandalmu di mukaku di surga. Bilal menjawab : Tiada perbuatan yang paling kuharapkan dari pada aku setiap berwudhu di saat malam atau siang, kecuali aku melakukan shalat dengan wudhu tersebut.” (H.R. Bukhari).
       Disamping itu membiasakan wudhu juga dapat memelihara ilmu kita supaya tidak cepat hilang, bermanfaat bagi diri dan orang lain. “Nabi saw. bersabda : Siapa ingin terpelihara ilmunya, maka setidaknya harus memelihara 5 perkara secara tetap (istiqomah), yaitu : Pertama ; Shalat malam sekalipun hanya 2 rakaat, kedua ; selalu mempunyai wudhu/selalu suci dari hadats, ketiga ; Taqwa kepada Allah di tempat sepi atau rame, keempat ; Makan dengan tujuan taqwa bukan melampiaskan nafsu, ke-lima ; bersiwak.” (Kitab Durrotun Nashihin / Usman bin Hasan bin Sakir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar