Rabu, 12 Agustus 2015

Hasil-hasil ijtihad



HASIL-HASIL IJTIHAD

        Hasil-hasil ijtihad imam-imam Mujtahid tidak boleh dikatakan bid’ah, walaupun semuanya tidak dikenal di zaman Nabi saw. Dan kalau akan dikatakan bid’ah juga maka itu adalah bid’ah hasanah. Misalnya dalam masalah zakat, pada zaman Nabi yang dizakatkan adalah gandum, unta, lembu, kambing, emas dan perak. Tetapi padi, kerbau, uang kertas, tidak dikenal pada zaman Nabi. Imam-imam Mujtahid berpendapat bahwa padi diqiaskan dengan gandum. Kerbau diqiaskan dengan lembu. Dan uang kertas diqiaskan dengan dirham dan dinar yang ada pada zaman Nabi.

            Berijtihad bagi imam Mujtahid telah diberi izin oleh Nabi saw secara umum, karena itu hasil-hasil ijtihad harus diterima dan tidak boleh dikatakan bid’ah. Dalam sebuah hadits disebutkan :

عَنْ مُعَاذِبْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ قَالَ : كَيْفَ تَـقْضِى  إِذَا عَرَضَ لَكَ قَضَاءٌ؟ قَالَ : أَقْضِيْى بِكِتَابِ اللهِ، قاَلَ : فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِى كِتاَبِ اللهِ ؟ قاَلَ : فَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ، قاَلَ : فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِى سُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ وَلاَ فِى كِتاَبِ اللهِ ؟ قاَلَ : أَجْتَهِدُ رَأْيِى وَلاَ آ لُو، فَضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدْرَهُ وَقَالَ : أَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَ رَسُوْلَ رَسُوْلِ اللهِ لَمَّا يَرْضٰى رَسُوْلُ اللهِ
“Dari Mu’adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah saw. ketika mengutusnya ke Yaman bertanya kepada Mu’adz : Bagaimana caranya engkau memutuskan perkara yang dibawa ke hadapanmu? Saya akan memutuskannya menurut yang tersebut dalam kitabullah, kata Mu’adz. Nabi bertanya lagi : Kalau engkau tidak menemukannya dalam kitabullah, bagaimana? Jawab Mu’adz : Saya akan memutuskannya menurut sunnah Rusulullah. Nabi bertanya lagi : Kalau engkau tidak menemukannya dalam sunnah Rasulullah dan kitabullah, bagaimana? Mu’adz menjawab : Ketika itu saya akan berijtihad, tanpa bimbingan sedikitpun. Mendengar jawaban itu Nabi Muhammad saw meletakkan tangannya ke dadanya dan berkata : Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq utusan Rasulullah sehingga menyenangkan hati Rasul-Nya”. (H.R. Tirmidzi dan Abu Dawud).

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ
“Apabila seorang hakim melakukan ijtihad, lalu ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua pahala. Dan apabila melakukan ijtihad lalu ijtihadnya salah, maka ia memperoleh satu pahala”.  (H.R. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar