HASIL-HASIL IJTIHAD
Hasil-hasil ijtihad imam-imam Mujtahid tidak boleh dikatakan bid’ah, walaupun semuanya tidak dikenal di zaman Nabi saw.
Dan kalau akan dikatakan bid’ah juga maka itu adalah bid’ah hasanah. Misalnya
dalam masalah zakat, pada zaman Nabi yang
dizakatkan adalah gandum, unta, lembu,
kambing, emas dan perak. Tetapi padi, kerbau, uang kertas, tidak dikenal pada zaman Nabi. Imam-imam Mujtahid
berpendapat bahwa padi diqiaskan dengan gandum. Kerbau diqiaskan dengan
lembu. Dan uang kertas diqiaskan dengan dirham dan dinar yang ada pada zaman
Nabi.
Berijtihad bagi imam Mujtahid telah diberi izin
oleh Nabi saw secara umum, karena itu
hasil-hasil ijtihad harus diterima dan tidak boleh dikatakan bid’ah.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
عَنْ مُعَاذِبْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ قَالَ : كَيْفَ تَـقْضِى إِذَا عَرَضَ لَكَ قَضَاءٌ؟ قَالَ : أَقْضِيْى بِكِتَابِ اللهِ، قاَلَ : فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِى كِتاَبِ اللهِ ؟ قاَلَ : فَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ، قاَلَ : فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِى سُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ وَلاَ فِى كِتاَبِ اللهِ ؟ قاَلَ : أَجْتَهِدُ رَأْيِى وَلاَ آ لُو، فَضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدْرَهُ وَقَالَ : أَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَ رَسُوْلَ رَسُوْلِ اللهِ لَمَّا يَرْضٰى رَسُوْلُ اللهِ
“Dari Mu’adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah saw. ketika
mengutusnya ke Yaman bertanya kepada Mu’adz : Bagaimana
caranya engkau memutuskan perkara
yang dibawa ke hadapanmu? Saya akan memutuskannya menurut yang tersebut
dalam kitabullah, kata Mu’adz. Nabi bertanya lagi : Kalau engkau tidak
menemukannya dalam kitabullah, bagaimana? Jawab Mu’adz : Saya akan
memutuskannya menurut sunnah Rusulullah. Nabi bertanya
lagi : Kalau engkau tidak menemukannya dalam sunnah Rasulullah dan
kitabullah, bagaimana? Mu’adz menjawab : Ketika itu saya akan berijtihad, tanpa
bimbingan sedikitpun. Mendengar jawaban itu Nabi Muhammad saw meletakkan tangannya ke dadanya dan berkata : Segala
puji bagi Allah yang telah memberi taufiq utusan Rasulullah sehingga
menyenangkan hati Rasul-Nya”. (H.R.
Tirmidzi dan Abu Dawud).
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ
وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ
“Apabila
seorang hakim melakukan ijtihad, lalu ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua
pahala. Dan apabila melakukan ijtihad lalu ijtihadnya salah, maka ia memperoleh
satu pahala”. (H.R. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar