Dalam harta kita
tentunya masih ada hak orang lain, untuk itu kita harus dan selalu memberikan
hak orang lain dengan ikhlas dan sesegera mungkin dalam bentuk sedekah atau
lainnya.
Harta kekayaan
tidak menjadi habis (berkurang) dengan/karena bersedekah, bahkan sedekah itu
membawa beberapa manfa’at/ keuntungan bagi kita disamping bagi orang lain yang
kita beri sedekah.
Jangan sampai
kita kikir/bakhil dengan harta benda kita
yang nota-benya masih ada hak
orang lain.
Dalam sebuah
hadits disebutkan : “Dermawan dekat kepada Allah, dekat dengan manusia dan
dekat dengan surga. Orang yang bakhil jauh dari Allah, jauh dari manusia dan
jauh dari surga, dekat dengan neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih disenangi
oleh Allah dari pada orang ahli ibadah yang bakhil.” (H.R. At-Tirmidzi dan
Baihaqi).
Al-Faqih Abu
Laits Samarqandy pernah mengatakan : “Bersedekahlah kamu sedikit atau
banyak, sebab sedekah tersebut mengandung 10 kebaikan di dalamnya, yaitu 5
dinik-mati di dunia, dan 5 lainnya di akhirat.”
5 faedah yang dinikmati di dunia :
1. Membersihkan
harta, sabda Nabi saw. “Ingatlah bahwa jual beli itu selalu diliputi oleh
lagha (hal yang sia-sia), sumpah dan dusta, dari itu bersihkanlah dengan
sedekah.”
2. Membersihkan
dosa-dosa yang diperbuat badan. Firman Allah swt : “Ambillah zakat dari sebagian
harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”
(Q.S. At-Taubah : 103)
3. Menolak
aneka balak dan pederita-an (penyakit), disebutkan halam sebuah hadits : “Sembuhkanlah
(keluarga/saudara/kawan) kamu yang sakit dengan bersedekah.”
4. Membesarkan
(membuat gembira) hati orang miskin, sedang sebaik-baik amal adalah membuat
gembira orang mukmin.
5. Memberi
berkah pada harta dan lapang rizkinya. “Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezki yang
sebaik-baiknya.” (Q.S. Saba’ : 39 )
Sedangkan 5 faedah di akhirat :
1. Sedekahnya diganti dengan naungan baginya.
2. Mengurangi beban tanggungan (hisab) nya.
3. Menambah berat timbangan amal baiknya.
4. Memudahkan lewat di atas jembatan (shirath).
5. Meningkatkan derajatnya di surga.
Ada 7 perkara yang dapat membangkitkan semangat untuk bersedekah
sekaligus memperbesar pahalanya :
1. Bersedekah
dengan harta halal, dalam hal ini Allah awt. Telah berfirman : “Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.” (Q.S Al-Baqarah : 267).
2. Memberinya
mulai dari harta sedikit (jangan menunggu kaya/ punya harta banyak). Dalam
hadits disebutkan : “Takutlah siksaan api neraka sekalipun dengan bersedekah
separuh buah kurma. Bila kamu tidak mempunyai maka cukup berkata dengan kalimat
yang baik.” (H.R. Bukhari-Muslim).
3. Menyegerakan,
khawatir tidak punya kesempatan bersedekah sebelum mati. “Seorang
berse-dekah satu dirham diwaktu hidupnya dan masih dalam keadaan sehat, sungguh
lebih baik dari pada bersedekah seratus dirham ketika akan mati.” (H.R.
Ibnu Hibban dan Abu Daud).
4. Memilih
harta yang paling baik, khawatir digolongkan orang-orang bakhil (kikir), Firman
Allah : “Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terha-dapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maka Kaya lagi Maha
Terpuji.” (Q.S Al-Baqarah : 267).
5. Bersedekah
dengan samar-samar, khawatir riya’. “Sesungguhnya hamba itu beramal dengan
sesuatu amal di dalam rahasia lalu Allah mencatatnya dengan rahasia. Jika ia
melahirkannya maka Dia pindahkan dari rahasia dan Dia catat dengan
terang-terangan. Jika ia mengata-kannya maka dia pindahkan dari rahasia dan
terang-terangan dan dia catat sebagai riya’ (beramal ingin dilihat orang).”
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadist lain disebutkan : “Memberi
sedekah dengan cara rahasia bisa memadamkan kemara-han Tuhan, dan silatur rahim
bisa menambah berkahnya umur dan mengerjakan kebaikan bisa memeli-hara dari
mati dalam keadaan jelek.” (H.R. Ibnu Hibban).
6. Tidak
mengundat-undat, khawatir sia-sia amalnya. “Tiga orang yang tidak diajak
bicara oleh Allah (karena Allah tidak suka kepadanya) pada hari kiamat, tidak
dilihat (dengan penuh kasih saying) dan tidak dibersihkan dosanya dan mereka mendapat siksa yang pedih,
yaitu :
a. Orang yang menurunkan kain sarungnya sampai
bawah mata kaki.
b. Pengungkit yang tidak memberi sesuatu kecuali
dengan mengungkit-ungkit (undat-undat).
c. Orang yang menjual barang dagangannya dengan
sumpah bohong.” (H.R. Muslim).
7. Tidak
menyakiti atau menghina yang diberi, takut dosa. “Wahai orang-orang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya, dan
menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena
riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah kemudian batu
itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Maka
tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S. Baqarah : 264 ).
Dalam suatu kesempatan Abu hurairah ra. pernah bercerita bahwa
Rasulullah saw. bersabda: “Dalam kalangan umat sebelumnya ada seorang lelaki
yang mendatangi sarang burung, setiap burung itu menetas, maka lelaki itu
mengambil dua anaknya, lantas burung itu mengadu kepada Allah Yang Maha Tinggi
tentang apa yang dilakukan oleh lelaki itu, lalu Allah menurunkan wahyu kepada
burung tersebut : ‘Bila lelaki itu datang lagi maka Aku akan membinasakan nya.’ Ketika burung itu menetas maka lelaki tadi
keluar sebagaimana biasanya untuk mengambil anak burung. Tatkala berada di
salah satu jalan pedesaan, bertemu dengan seorang pengemis, lalu lelaki itu
memberinya roti yang dibikin makan siangnya. Kemudian dia melanjutkan
perjalanannya sehingga sampai pada sarang
tersebut, lalu meletakkan tangannya dan langsung naik, lantas mengambil
dua anak burung itu. Disaat itu kedua orang tua (burung) itu melihatnya, lalu
berkata : ‘Wahai Tuhan kami sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji dan
sungguh Engkau menjanjikan kepada kami bahwa Engkau akan membinasa-kan lelaki
itu bila kembali.Ternya dia sekarang kembali,lalu mengambil dua anak kami dan
Engkau membiarkan-nya dan tidak membinasakannya.
Lantas Allah menurunkan wahyu kepada kedua burung itu : ‘Apakah kalian
tidak mengetahui sesungguh-nya Aku tidak akan membinasakan orang yang
bersedekah siang harinya dengan mati jelak.” (H.R. Ibnu Najar).
Sebagai akhir dari
tulisan ini, kami kemukakan sebuah
hadits sebagai renungan, yaitu : “Setiap hari dua orang malaikat turun dari
langit, seorang diantara mereka berkata : ‘O, Allah, gantilah bagi setiap orang
yang pemurah karena-Mu.’ Dan yang lain berkata : ‘O, Allah, musnahkanlah harta
setiap orang yang menahan-nahan (hartanya tidak mau bersedekah).” (H.R.
Bukhari).
“Sesungguhnya sedekah itu jatuh di tangan
Allah Azza wa Jalla sebelum sedekah itu jatuh di tangan orang yang
menerimanya.”
(H.R. Ad Daruquthni dari hadits Ibnu
Abbas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar